Kampung Sayabulu masuk dalam wilayah pemerintahan kota Serang yang terlatak tidak jauh dari pusat kota serang. Kampung yang dulu dikenal dengan Kampung Jambu ini, bukan tidak memiliki sejarah. Konon kampung ini menurut para sesepuhnya merupakan kampung dimana seorang pemeluk agama islam pertama kali di Banten pada saat itu tinggal. Orang itu adalah Ki Masjong nama lengkapnya adalah Ki Masjong Agusju, yang makamnya terletak di pinggir sungai Cibanten desa Karundang.
Kampung Sayabulu saat itu masih sangat luas, Situs Banten Girang merupakan bagian dari kampung ini. Banten Girang yang merupakan awal mula kerajaan Banten berdiri, yang memang banyak orang yang kurang mengetahui tentang hal ini, tapi jika mau menelusuri kebenaran itu, dapat dilihat dengan mendatangi situs Banten Girang yang terletak di Pinggir Kali Cibanten, teptanya di Sayabulu bagian Tirtalaya. Awalnya kampung Sayabulu batasi oleh dua sungai / kali, yaitu dari Utara-Barat-Selatan dibatasi Oleh Kali Cibanten, sedangkan dari Selatan-Timur dibatas oleh Kali Cibereh.
Selain itu, kampung ini memiliki budaya kolot Banten yang sangat penting untuk dilestarikan dan dikembangkan, dengan begitu kita akan tetap ada di bumi Banten ini. Tentu saja hal ini tergantung pada kemauan masyarakatnya sendiri, mungkin dengan bantuan dan arahan dari kaum peduli budaya yang ada di Banten ini.
Seiring perkembangan jaman, kampung ini pun mulai mengecil dan menyempit semakin terhimpit, dengan berdirinya pagar tinggi yang membatasi status sosial antara warga dan endatang dari berabagai latar belakang yang berbeda. Diantara mereka mengeluarkan kebijakan sendiri dilingkungan barunya itu, dianggap kampung tak bertuan sehingga mereka mulai memisahkan diri dari Ke RWan Kampung sayabulu dan berdiri sendiri.
Perkembangan terserbut memang sudah tidak bisa di hindari karena tuntutan perkembangan pemekaran wilayah pemerintahan Kabupaten terlebih setelah Kabupaten Serang terbagi menjadi dua wilayah yaitu Kota dan Kabupaten. Kampung Sayabulu sekarang bukan lagi kampung yang dulu salah satu penghasil bumi yang cukup melimpah, dan salah satunya adalah penghasil buah jambu yang terkenal saat itu. Saat ini kebun dana ladang penghasil pertanian tersebut telah berganti dengan Komplek-komplek perumahan yang luas dengan penataan kawasan elite. Diantaranya adalah perumahan Graha Serang Asri yang didalamnya tinggal orang-orang dengan latar belakang ekonomi tingkat menengah atas, ini terlihat dari bentuk rumah dan kendaraan mewah yang parkir di pelataran rumahnya. Jika sekilas masuk kedalam Komplek ini terasa bukan berada disebuah kampung.